Rabu, 28 Februari 2018

SADAR POTENSI SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

Pembuatan Abon Ikan
Desa dengan segenap potensinya belum menjadi dasar kerangka berpikir dalam pembangunan. Penyusunan RPJMDes masih berorientasi pemecahan permasalahan yang berorientasi fisik sehinga anggaran desa praktis sebagian besar untuk pembangunan sarana fisik. Musyawarah Perencanaan Pembangunan di tingkat Kecamatan juga praktis masih didominasi usulan fisik.
Keadaan tersebut diatas , tidak lepas dari pola perencanaan yang dikembangkan menggunakan kerangka berpikir masalah dan pola pendekatan kebijakan populis. Dalam proses perencanaan masyarakat  ditanya tentang masalah melalui usulan – usulan masalah , prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah yang kemudian digunakan sebagai acuan rencana anggaran biaya.  Jebakan kebijakan populis pejabat publik ( kepala desa ) agar disukai warga dan terpilih kembali cenderung berorientasi menjawab kebutuhan praktis fisik yang mudah dilihat untuk memuaskan kelompok kepentingan lokal berupa jalan , drainase , saluran air dll.
Desa dengan segenap potensi yang dimilikinya belum tergali dengan optimal sehinga APBDes yang bernilai milyar belum menjawab pengembangan potensi tersebut.
“sadar potensi “ yang dimiliki para pemangku kepentingan di desa akan berpengaruh pada pengambilan kebijakan sehingga visi  yang dimiliki desa sebagai mimpi diupayakan melalui pemanfaatan potensi desa.
Kepala Desa Kraton sadar bahwa desanya memiliki potensi ikan sehingga mendukung peningkatan nilai ekonomi ikan dengan pelatihan pengolahan ikan menjadi abon.
Ikan yang dipilih adalah tongkol , lele dan khutuk (gabus) yang mudah didapat dengan sasaran peserta ibu – ibu kader pangan sejumlah 15 orang  pada tanggal 27 Februari 2018.
JOHAN_KIM SIGRAK YSWL
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Sample Text

Copyright © KIM SIGRAK KRATON | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com